Bangkinang, ibu kota Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, dikenal sebagai daerah yang sarat dengan Terletak di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Bangkinang menjadi pusat kebudayaan Melayu yang sarat dengan nilai-nilai historis. Kota ini sering disebut sebagai “Serambi Mekkah”-nya Riau karena masyarakatnya yang religius dan identik dengan syiar Islam. Namun, ada satu hal lain yang tidak kalah menarik dari Bangkinang, yakni aneka oleh-oleh khasnya.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Bangkinang, membawa pulang oleh-oleh seolah menjadi kewajiban. Tidak hanya sebagai tanda mata, tetapi juga sebagai cara untuk memperkenalkan cita rasa dan budaya daerah ini kepada orang lain. Oleh-oleh khas Bangkinang memiliki keunikan tersendiri karena banyak di antaranya masih dibuat secara tradisional dan menggunakan bahan-bahan lokal. Berikut ini ragam buah tangan dari Bangkinang yang sayang untuk dilewatkan HONDA138.
1. Lamang Tapai

Salah satu oleh-oleh yang sangat identik dengan Bangkinang adalah lamang tapai. Lamang adalah beras ketan yang dimasak dalam bambu dengan santan, sedangkan tapai adalah hasil fermentasi singkong atau ketan yang memiliki rasa manis sekaligus sedikit asam. Perpaduan keduanya menciptakan cita rasa unik yang sulit ditemukan di daerah lain.
Biasanya, lamang dimasak dengan cara tradisional, yaitu menggunakan api dari kayu bakar, sehingga aroma bambu dan asap menambah kenikmatan rasa. Tidak heran, banyak wisatawan memilih membawa lamang tapai sebagai buah tangan karena rasanya otentik dan menjadi bagian dari identitas kuliner Bangkinang.
2. Dodol Bangkinang

Seperti daerah lain di Nusantara, Bangkinang juga memiliki dodol khas yang terkenal dengan tekstur lembut dan cita rasanya yang manis legit. Dodol Bangkinang biasanya terbuat dari campuran ketan, santan, dan gula merah yang dimasak dalam waktu lama. Prosesnya memerlukan kesabaran karena adonan harus terus diaduk hingga mengental sempurna.
Keistimewaan dodol Bangkinang terletak pada aroma santan yang harum serta manis gula merah yang tidak terlalu menyengat. Dodol ini juga sering dibuat dalam berbagai varian rasa, seperti durian, pandan, hingga kacang tanah. Karena daya tahannya cukup lama, dodol menjadi pilihan tepat untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
3. Kue Bangkit

Kue bangkit memang sudah dikenal luas sebagai kue tradisional masyarakat Melayu, termasuk di Bangkinang. Rasanya manis, teksturnya rapuh, dan akan langsung lumer di mulut ketika disantap. Terbuat dari tepung sagu, santan, serta gula, kue bangkit biasanya dijadikan hidangan khas saat hari raya Idul Fitri.
Kini, kue bangkit tidak hanya hadir saat lebaran, tetapi juga diproduksi sepanjang tahun dan dijual sebagai oleh-oleh. Banyak toko kue di Bangkinang yang mengemasnya dalam kotak atau toples cantik, sehingga sangat cocok dijadikan buah tangan untuk keluarga maupun kerabat.
4. Lempuk Durian

Selain dodol, lempuk durian juga menjadi oleh-oleh populer dari Bangkinang. Makanan ini mirip dengan dodol, namun bahan utamanya adalah daging durian segar yang dicampur gula serta sedikit garam. Proses pembuatannya memakan waktu lama karena harus diaduk terus-menerus hingga adonan kental dan elastis.
5. Kerupuk Ubi dan Keripik Tempe

Kerupuk ubi dibuat dari singkong pilihan yang diiris tipis, dijemur, lalu digoreng hingga renyah. Rasanya gurih dengan sedikit manis alami dari singkong, menjadikannya teman sempurna saat minum teh atau kopi.
Sementara itu, keripik tempe menjadi favorit karena teksturnya renyah dan kaya akan protein. Penggunaan rempah pilihan memberikan sentuhan rasa unik pada keripik tempe Bangkinang, sehingga berbeda dengan yang diproduksi di tempat lain. Kedua camilan ini praktis, tahan lama, dan cocok untuk dijadikan buah tangan.
6. Kacang Tojin

Teksturnya renyah, gurih, dan sangat cocok untuk dijadikan camilan keluarga.
Kacang tojin biasanya dikemas dalam plastik atau toples sehingga mudah dibawa. Karena rasanya ringan dan disukai hampir semua orang, kacang ini sering dibeli wisatawan dalam jumlah banyak untuk dibagikan kepada kerabat.
Olahan Ikan Sungai
Sungai Kampar yang membentang di Kabupaten Kampar menjadi sumber aneka hasil perikanan. Tak heran jika olahan ikan sungai, misalnya ikan salai dan patin, dijadikan buah tangan khas dari Bangkinang.
Produk Non-Kuliner: Tenun dan Songket Kampar
Corak dan motifnya menampilkan keindahan budaya Melayu dengan sentuhan warna yang elegan. Tenun ini biasanya digunakan untuk acara adat maupun pernikahan, namun juga banyak dijual untuk koleksi pribadi.
Sentra Oleh-Oleh di Bangkinang
Bagi wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh, Bangkinang memiliki sejumlah sentra oleh-oleh dan pasar tradisional. Di pasar-pasar, wisatawan bisa menemukan dodol, lempuk durian, hingga camilan lokal dengan harga terjangkau. Sementara itu, toko oleh-oleh modern menyediakan produk dengan kemasan lebih menarik, sehingga cocok dijadikan hadiah.
Oleh-Oleh Sebagai Ikatan Kenangan
Membawa oleh-oleh dari Bangkinang bukan hanya soal menyenangkan lidah, tetapi juga tentang menyimpan kenangan. Setiap potong dodol, setiap gigitan kerupuk ubi, atau setiap helai tenun songket mengandung cerita tentang budaya, tradisi, dan keramahan masyarakat Bangkinang.
Dengan membawa pulang buah tangan khas Bangkinang, seorang wisatawan tidak hanya membawa barang, tetapi juga membawa sepotong cerita dari tanah Melayu.
Penutup
Bangkinang sebagai ibu kota Kabupaten Kampar memang kaya akan tradisi dan budaya. Ragam oleh-olehnya mencerminkan identitas masyarakat yang sederhana, kreatif, dan penuh kehangatan. Mulai dari lamang tapai, dodol, lempuk durian, hingga tenun Kampar, semua memiliki nilai khas yang sulit ditemukan di daerah lain.
Membawa pulang buah tangan khas Bangkinang berarti ikut menjaga dan membagikan kekayaan rasa serta budaya Melayu yang ada di daerah itu. Jadi, jika suatu saat singgah ke Bangkinang, jangan lupa membeli buah tangan khasnya agar pengalaman perjalanan semakin lengkap dan bermakna.