Khasanah Oleh-Oleh Kota Lhokseumawe: Perpaduan Rasa dan Warisan Budaya Aceh Utara

Kota Lhokseumawe terletak di pesisir utara Provinsi Aceh, dikenal sebagai kota industri sekaligus pintu masuk menuju berbagai destinasi wisata di Aceh. Selain memiliki sejarah panjang sebagai jalur perdagangan dan pelabuhan penting, kota ini juga menyimpan beragam kekayaan kuliner serta kerajinan yang khas.

Bagi wisatawan yang datang, membawa pulang oleh-oleh khas Lhokseumawe bukan sekadar buah tangan, tetapi juga cara untuk mengenang kehangatan budaya Aceh. Dari kue tradisional, minuman segar, hingga kerajinan tangan yang sarat makna, Lhokseumawe menawarkan pilihan oleh-oleh yang unik dan bernilai HONDA138.

1. Kopi Aceh Lhokseumawe

 Kopi yang berasal dari dataran tinggi Gayo sering dijual di kota ini dengan berbagai varian, baik biji sangrai maupun bubuk siap seduh.

Cita rasa kopi Aceh dikenal kuat, dengan aroma khas dan tingkat keasaman seimbang. Para wisatawan dapat menemukan kopi dalam kemasan modern maupun kopi giling tradisional yang tersedia di pasar-pasar lokal. Membawa kopi khas Lhokseumawe berarti membawa pulang secangkir kenangan dari tanah Aceh.

2. Timphan

Timphan adalah kue tradisional Aceh yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Lhokseumawe. Kue ini dibuat dari adonan tepung ketan yang dicampur santan, kemudian diisi dengan serikaya, kelapa parut manis, atau potongan pisang.

Keunikan timphan terletak pada bungkusnya yang menggunakan daun pisang muda, sehingga aromanya menjadi harum. Rasanya manis legit dengan tekstur lembut dan lengket. Timphan sering disajikan pada hari besar Islam atau pesta adat, namun kini juga mudah ditemui di toko oleh-oleh.

3. Meuseukat

Meuseukat sering disebut sebagai dodol khas Aceh. Bentuknya mirip dodol Jawa, namun teksturnya lebih lembut dan rasanya manis gurih. Bahan dasarnya adalah tepung terigu, gula, dan nanas yang dimasak hingga kental.

Kue ini dulunya hanya disajikan dalam acara besar, seperti pernikahan atau penyambutan tamu kehormatan. Saat ini, meuseukat dikemas dengan cara modern sehingga lebih awet dan praktis sebagai oleh-oleh khas Lhokseumawe.

4. Keukarah

Keukarah merupakan camilan tradisional khas Aceh yang memiliki bentuk menyerupai sarang burung. Terbuat dari adonan tepung beras dan gula yang digoreng hingga renyah, keukarah memiliki rasa manis gurih dengan tekstur ringan.

Biasanya keukarah disajikan bersama kopi Aceh. Wisatawan yang mencicipinya akan merasakan kelezatan sederhana khas masyarakat pesisir. Dengan sifatnya yang awet dan ringan, keukarah menjadi pilihan yang pas sebagai buah tangan.

5. Bolue Pisang

Bolue Pisang atau bolu pisang khas Lhokseumawe menjadi salah satu kue populer di kalangan wisatawan. Rasa manis alami dari pisang berpadu dengan tekstur lembut bolu, menjadikannya pilihan oleh-oleh yang digemari banyak orang.

Selain dijual dalam ukuran besar, bolue pisang juga tersedia dalam kemasan kecil yang lebih praktis. Rasanya yang sederhana namun lezat membuat bolue pisang tak pernah absen dari etalase toko oleh-oleh di kota ini.

6. Peuyeum Tape Aceh

Tape atau peuyeum khas Aceh juga bisa ditemukan di Lhokseumawe. Terbuat dari singkong yang difermentasi, peuyeum memiliki rasa manis segar dengan sedikit sensasi alkohol alami.

Peuyeum biasanya dibungkus daun pisang atau plastik. Wisatawan yang menyukai kuliner tradisional dengan cita rasa unik biasanya menjadikan peuyeum sebagai oleh-oleh khas.

7. Kue Adee

Adee adalah kue tradisional khas Aceh yang bentuknya mirip martabak manis. Adonannya menggunakan tepung terigu, telur, santan, dan gula yang dipanggang hingga kecokelatan.

Teksturnya lembut di dalam namun garing di luar. Adee sering dijadikan camilan sore masyarakat Lhokseumawe, terutama ketika minum kopi. Kini, adee banyak dijual dalam kemasan kotak sehingga bisa menjadi buah tangan menarik.

8. Dodol Aceh Lhokseumawe

Selain meuseukat, Lhokseumawe juga memiliki dodol khas yang dibuat dengan bahan utama ketan, gula merah, dan santan. Dodol ini memiliki tekstur kenyal dengan rasa manis legit.

Biasanya dodol Aceh dikemas dalam potongan kecil agar lebih mudah dinikmati. Karena tahan lama, dodol menjadi oleh-oleh favorit bagi wisatawan yang ingin membawa pulang cita rasa khas Aceh.

9. Kerajinan Songket dan Tenun Aceh

Selain kuliner, Lhokseumawe juga dikenal dengan kerajinan kain tradisional seperti songket dan tenun Aceh. Motifnya khas dengan corak geometris dan warna cerah yang mencerminkan kekayaan budaya Aceh.

sesuatu yang eksklusif sekaligus kaya akan nilai budaya.

10. Souvenir Islami dan Miniatur

Sebagai kota yang kental dengan nilai-nilai Islam, Lhokseumawe juga menawarkan souvenir bernuansa Islami, seperti kaligrafi, sajadah bordir, serta miniatur masjid. Selain itu, wisatawan juga bisa menemukan kaos bergambar ikon kota, gantungan kunci, dan magnet kulkas dengan nuansa khas Aceh.

Souvenir ini menjadi pilihan praktis sekaligus simbol identitas Lhokseumawe sebagai kota yang religius.

Ikan Asin dan Hasil Laut

Sebagai kota pesisir, Lhokseumawe memiliki hasil laut yang melimpah. Salah satu produk yang dijadikan oleh-oleh adalah ikan asin. Berbagai jenis ikan, mulai dari ikan teri, tongkol, hingga kembung, diolah menjadi ikan asin yang gurih dan tahan lama.

Selain ikan asin, wisatawan juga bisa membawa pulang hasil laut olahan lain, seperti abon ikan, kerupuk udang, dan sambal ikan khas Aceh.

Sirup Pala Aceh

Buah pala yang banyak tumbuh di Aceh diolah menjadi sirup segar yang bisa ditemukan di Lhokseumawe. Sirup pala memiliki rasa manis dengan aroma khas rempah yang menenangkan.

Produk ini dikemas dalam botol sehingga mudah dibawa pulang. Sirup pala sangat cocok dijadikan oleh-oleh karena berbeda dari minuman pada umumnya.

Peran Oleh-Oleh dalam Pelestarian Budaya

Oleh-oleh khas Lhokseumawe tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga memiliki peran penting dalam melestarikan budaya lokal. Setiap kue tradisional, minuman, maupun kerajinan tangan menyimpan cerita tentang kehidupan masyarakat Aceh yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, religiusitas, dan keterampilan.

Dengan membeli oleh-oleh, wisatawan secara tidak langsung membantu menjaga keberlangsungan usaha kecil, pengrajin, serta produsen makanan tradisional. Hal ini penting agar budaya kuliner dan kerajinan Lhokseumawe tetap lestari di tengah arus modernisasi.

Kesimpulan

Kota Lhokseumawe menawarkan beragam oleh-oleh khas yang mencerminkan kekayaan budaya Aceh., keukarah, adee, hingga kopi dan dodol Aceh, semuanya menghadirkan cita rasa yang unik dan penuh makna.

Selain kuliner, wisatawan dapat membawa pulang kain songket, kerajinan tangan, dan olahan hasil laut yang menjadi kebanggaan masyarakat pesisir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *